Benarkah Salafiyun Hanya Menyibukkan Diri Dlm Pembicaraan Masalah Hizbiyyah?

Posted: 10 - Maret - 2008 in Aqidah/Manhaj, Bantahan, Fatwa, Nasehat

 bismalh.gif

BENARKAH SALAFIYUN HANYA MENYIBUKKAN DIRI

DALAM PEMBICARAAN MASALAH HIZBIYYAH?*)

(Bantahan Terhadap Saudara Al-Banna -Hizbi Khobits-)**)

 

Tanya (Ustadz Wildan) :

Apa pendapat Anda tentang perkataan sebagian da’i yang menyatakan tidak seyogyanya bagi para penuntut ilmu menyibukkan diri mereka dengan membicarakan al-hizbiyyah, aljam’iyyah al-hizbiyyah dan al-hizbiyyun melainkan seyogyanya bagi mereka memfokuskan diri mereka terhadap masalah-masalah aqidah dan ilmu-ilmu yang lainnya?

Jawab (Syaikh Kholid) :

Siapa yang mengatakan as-Salafiyyun itu disibukkan dengan perkara ini saja. Alhamdulillah dakwaah salafiyyah telah melahirkan para Ulama… (ada perkataan yang tidak jelas) ….Mereka, as- Salafiyyun adalah orang-orang yang antusias terhadap ilmu dan orang-orang yang paling disibukkan dengan ilmu, akan tetapi ini (masalah tahdzir) merupakan pintu yang tidak dijauhi kecuali oleh seorang mubtadi’ atau seorang hizby yang busuk. Dan ini merupakan pintu yang dijadikan oleh as-salafiyyun sebagai pagar yang memagari manhaj mereka. Dan ini telah mereka warisi dari para salaf ash- Shalih dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pagar ini tidak seyogyanya diremehkan (yaitu at-Tahdzir terhadap al-hizbiyyah dan al-hizbiyyun). As-Salafiyyun merupakan orang yg paling antusias memperhatikan waktu-waktu mereka dalam menuntut ilmu. Ketika mereka menyebutkan hal-hal ini (yaitu al-hizbiyyun) mereka menyebutkan mereka untuk mentahdzir mereka dan menjelaskan kebatilan yg ada pada diri mereka. Silakan lihat perkataan yg indah dan mutiara salafiyyah yg sangat indah yang disebutkan oleh al-Imaam Ibnu Qayyim di dalam kitabnya Al-Fawaaid. Engkau baca perkataan ini, beliau sebutkan ketika beliau menjelaskan Firman Allah Ta’ala: “Akan jelas jalan orang-orang yg jahat “...(ada perkataan yg tidak jelas) …. Jalan orang-orang yang jahat itu bermacam-macam, begitupula metode-metode mereka bermacam-macam dan Ibnu Qayyim menjelaskan, yang wajib bagi seorang Muslim terhadap orang-orang yang jahat tersebut yang merusak aqidah manusia manhaj mereka dan dakwah mereka. Maka as-Salafiyyun, dengan rahmat Allah, adalah orang-orang yang disibukkan dengan ilmu sedangkan mereka (alhizbiyyun) adalah orang-orang yang menanamkan kegemaran pada para syabaab ttg anasyid-anasyid, main bola dan sandiwara-sandiwara dan perkara-perkara yang lainnya. Tidak menelorkan tholibul ilmu dan tidak pula mereka antusias untuk menuntut ilmu dari sumbernya. Subhaanallah, jadi mereka adalah orang-orang yang paling banyak menghabiskan waktu mereka dalam perkara-perkara yang telah kami sebutkan tadi yaitu dalam perkara-perkara yang batil yang menghabiskan waktu mereka. As- Salafiyyun ketika mereka mentahdzir mereka tidak berbicara tentang tahdzir ini sekedar berbicara, melainkan tahdzir tersebut merupakan pagar dan juga merupakan upaya membentengi dan melindungi al-manhaj as-salafiy dan tadi telah saya sebutkan kepada kalian bahwa ini merupakan kebiasaaan para as-salaf. Sebagaimana dikatakan oleh Ruwaifi’, “Kami mendatangi Abul ‘Aliyah pada waktu itu kami adalah pemuda yang masih muda belia dimana kami ditahdzir oleh Abul ‘Aliyah untuk mendatangi para al-Qushash (tukang cerita). Ini adalah kebiasaan para as-Salaf. Aspek tahdzir merupaka aspek yg penting ia merupaka pagar. Adapun tindakan membiarkan para syabaab begitu saja tidak dijelaskan kepada mereka hakikat/tentang apa yang harus dilakukan sehingga seorang Syabaab pergi dan mengambil ilmu dari sembarang orang dan kita dikejutkan dengan bid’ah-bid’ah dan penyimpangan-penyimpangan manhajiyah yang terjadi bahkan ada diantara mereka yang memerangi ad-da’wah as-salafiyyah dengan peperangan yang membinasakan dan bentuk peperangan yang dahsyat. Dan syubhat ini adalah syubhat yang ditiupkan oleh orang-orang yang lemah mental dan jiwanya yaitu orang yang mengatakan “tidak perlu kita berbicara ttg orang-orang kafir tsb, tidak perlu kita berbicara ttg individu-individu ini, tidak ada alasan bagi kita untuk mentahdzir mereka dan seterusnya. Al-Jarh wa at-Ta’dil merupakan pintu yang sangat penting sebagaimana yang kami katakana. Al-Jarh wa at-Ta’dil (salah satu cabang ilmu hadits tentang kritik/celaan dan pujian) untuk memelihara dan melindungi manhaj salafi dari orang-orang yg menyusupkan hal-hal yang tidak benar dari kalangan al-hizbiyyun yang merusak aqidah manusia dan merusak manhaj para syabaab dan menjadikan mereka menyimpang dengan penyimpangan yang berbahaya atau besar.

Catatan Kaki:

*) Judul dari Admin.

**)Al-Banna adalah nama seseorang yang memberikan komentar pada website kami. Komentar-komentarnya selalu menunjukkan pembelaan pada tokoh-tokoh Ikhwanul Muflisin.

Sumber: Tanya Jawab Al-Ustadz Wildan hafizahullah dengan Syaikh Kholid Ar-Radadi hafizahullah (Dosen Universitas Islam Madinah Al-Munawaroh, KSA) pada tanggal 17 Dzulhijjah 1423/ 19 February 2003.

Komentar
  1. Komentar Dari:MASBADAR

    لسلام عليك
    بارك الله فيكم يا أخي, كيف الحال…؟ لعلكم بخير…
    أخي,كيف ترجم هذه الكلمة؟: كن على منهج السلف ولا تكم عيى منهج الخلف؟”…..Sebaik-baiknya Generasi Adalah Pada MASAKU,kemudian SETELAHNYA,kemudian SETELAHNYA??…..???”

    “bermanhaj salaflah kalian, jangan bermanhaj kholaf” “jadilah kalian di atas manhaj salaf, janganlah kalian di atas manhaj kholaf”

    :)

    Jawaban Kami:

    Wa ‘alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh.

    Alhamdulillah kabar kami baik. Bagaimana dengan Anda?

    Tulisan pada HEADER dalam bahasa Indonesia bukanlah terjemahan dari kalimat bahasa Arab, barokallah fiikum.

  2. Al Bana berkata:

    Assalamu’alaikum…. Ustadz

    Saya hanyalah orang biasa…sedikit Ilmu dan sedikit Amal…saya pun sadar tanpa saya pun Islam tdk akan berkurang nilainya…..

    Saya hanya berusaha menggapai Ridhonya…..saya masih banyak belajar, masih banyak melakukan perbaikan diri,…tertatih2 menempuh jalan Nya….

    Hanya berharap keridhoan Nya saya menempuh jalan ini…

    Wahai Ustad salahkah saya melakukan pembelaan terhadap saudara sesama muslim….dari kedzaliman orang2 dzalim…….
    Dari tuduhan tanpa bukti……
    Salahkah salah membela kehormatan para Ulama dan Ahli Ilmu…dimana Allah telah memuliakannya…

    Wassalam

    Wa ‘alaikum salam.
    Dimanakah keilmuan Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutbh? Bukankah Hasan Al-Banna adalah seorang SHUFI dan Sayyid Quthb hanya seorang SASTRAWAN?! Tunjukan BURHAN kalian jika kalian adalah orang-orang yang benar.

  3. Abu Yahya berkata:

    Akhi ada rekaman audionya ? kalau ada mohon dikirim via email link downloadnya..afwan.

    Kami tidak punya rekaman audionya. Kami hanya dapat file yang sudah diterjemahkan, antum dapat mendownloadnya di:http://tazhim-assunnah.blogspot.com/2007/11/download.html

  4. Al Bana berkata:

    Wahai Ustadz….

    Apakah al Qur’an dapat tersimpan didalm Ingatan orang2 yg tersesat

    Cukuplah syaikh kalian yg menjawab sendiri ttg Hasan Al Bana:

    FATWA SYAIKH ABDULLAH BIN JIBRIN
    (ANGGOTA HA’IAH KIBARIL ‘ULAMA AL-MAMLAKAH AL-‘ARABIYYAH AS-SU’UDIYYAH)
    TENTANG HASAN AL-BANNA DAN SAYID QUTHUB

    Soal:

    Segelintir pemuda mengelompokkan Sayid Quthub dan Hasan Al-Banna sebagai ahli bid’ah berikut melarang membaca buku-buku mereka, serta menuduh beberapa ulama lainnya sebagai penganut faham khawarij. Alasan mereka melakukan itu semua adalah dalam rangka menjelaskan kesalahan kepada masyarakat, sedang status mereka sendiri masih sebagai para penuntut ilmu. Saya sangat mengharapkan jawaban yang dapat menghilangkan keragu-raguan dan kebingungan saya mengenai hal ini.

    Jawab:

    Segala puji bagi Allah semata. Menggelari orang lain sebagai mubtadi’ (pelaku bid’ah) atau fasik (pelaku dosa besar) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan atas umat Islam, karena Rasulullah bersabda:

    “Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya: “Wahai musuh Allah”, sedang kenyataannya tidak seperti itu, maka ucapannya itu menimpa dirinya sendiri.” (HR. Muslim).

    “Barangsiapa yang mengkafirkan seorang muslim, maka ucapan itu tepat adanya pada salah satu di antara keduanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

    Berikut sedikit bantahan atas kalimat ini (Terjemahan bebas):

    Syaikh (Al-Jibrin) berkata:”Tidak boleh membid’ahkan dan memfasiqkan terhadap orang muslim”.

    Jawab (Abdullah Shalfiq):

    Perkataan seperti ini tidak pernah disebutkan oleh para ulama ahlus sunnah wal jama’ah, bahkan yang telah nyata pada sisi ulama ahlus sunnah wal jama’ah terhadap muslim bahwasannya mereka memfasiqkan, membid’ahkan, dan bahkan mengkafirkan. Semuanya ini dilakukan berdasarkan hukum syar’I dan diperlukan secara syar’i dengan menetapi syarat-syarat tafsiq, tabdi’, dan tafkir.

    Oleh karena itu ahlus sunnah wal jama’ah adalah orang yang paling berikhtiat dalam masalah ini. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengikuti hawa nafsu, akan tetapi mereka mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits.

    Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah:
    Orang-orang Khawarij adalah golongan pertama yang mengkafirkan kaum muslimin, mereka mengkafirkan kaum muslimin karena dosa mereka dan karena mereka (kaum muslimin) menyelisihi kelompok mereka. Mereka (Khawarij) menghalalkan darah dan harta kaum muslimin.

    Inilah contoh yang dilakukan oleh ahlul bid’ah; membid’ahkan, (memfasiqkan, pent), mengkafirkan orang-orang yang menyelisihi mereka.

    Sedangkan ahlus sunnah wal jama’ah mereka adalah orang-orang yang selalu mengikuti Kitabullah dan As-Sunnah, menta’ati Allah dan Rasul-Nya, menetapi Al-Haq, dan berlemah lembut/berkasih sayang terhadap makhluk-Nya (Majmu’ Fatawa 3/279).

    Kemudian dengan memperhatikan QAIDAH yang diterapkan oleh Syaikh (Al-Jibrin, pent), maka seluruh golongan yang ada saat ini seperti Khawarij, Murji’ah, Qodariyah, Asyariyah,Shufi dan selainnya yang menyandarkan kepada Islam kita tidak boleh membid’ahkan mereka dan memfasiqkan mereka!!!

    Dengan adanya qaidah ini bagaimana manusia yang awam, para pemuda yang memiliki semangat yang tinggi akan mengetahui kesalahan-kesalahan mereka, dan yang paling utama adalah bagaimana kita akan melindungi agama dan As-Sunnah?!…… (Mulahazot wa tanbihat, hal: 21. Cet. Daar Al-Manhaj, Cairo-Mesir).

    “Bahwa ada seseorang yang melihat orang lain melakukan dosa, lalu ia berkata kepadanya: ‘Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu’. Maka Allah berfirman: ‘Siapakah gerangan yang bersumpah atas (Nama)Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuninya dan Aku gugurkan (pahala) amalmu’.” (HR. Muslim).

    Kemudian saya ingin mengatakan bahwa Sayid Quthub dan Hasan Al-Banna termasuk para ulama dan tokoh dakwah Islam. Melalui dakwah mereka berdua, Allah telah memberi hidayah kepada ribuan manusia. Partisipasi dan andil dakwah mereka berdua tak mungkin diingkari. Itulah sebabnya, Syaikh Abdulaziz bin Baaz mengajukan permohonan dengan nada yang lemah lembut kepada Presiden Mesir saat itu, Jamal Abdunnaser -semoga Allah membalasnya dengan ganjaran yang setimpal – untuk menarik kembali keputusannya menjatuhkan hukuman mati atas Sayid Quthub, meskipun pada akhirnya permohonan Syaikh Bin Baaz tersebut ditolak.

    Setelah mereka berdua (Sayid Quthub dan Hasan Al-Banna) dibunuh, nama keduanya selalu disandangi sebutan “Asy-Syahid” karena mereka dibunuh dalam keadaan terzalimi dan teraniaya. Penyandangan sebutan “Asy-Syahid” tersebut diakui oleh seluruh lapisan masyarakat dan tersebarluaskan lewat media massa dan buku-buku tanpa adanya protes atau penolakan.

    Buku-buku mereka berdua diterima oleh para ulama, dan Allah memberikan manfaat – dengan dakwah mereka – kepada hamba-hambaNya, serta tak ada seorang pun yang telah melemparkan tuduhan kepada mereka berdua selama lebih dari duapuluh tahun. Bila ada kesalahan yang mereka lakukan, maka hal yang sama telah dilakukan oleh Imam Nawawi, Imam Suyuthi, Imam Ibnul Jauzi, Imam Ibnu ‘Athiyah, Imam Al-Khaththabi, Imam Al-Qasthalani, dan yang lainnya.

    Saya telah membaca apa yang ditulis oleh Syaikh Rabie’ bin Hadi Al-Madkhali (ulama muda Saudi) tentang kitab bantahannya terhadap Sayid Quthub, tapi saya melihat tulisannya itu sebagai contoh pemberian judul yang sama sekali jauh dari kenyataan yang benar. Karena itulah, tulisannya tersebut dibantah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid (juga anggota hai’ah Kibaril ‘Ulama ) hafidzhahullah

    Mata cinta
    terasa letih memandang aib
    Tapi mata benci
    selalu melihat aib

    Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin

    26 Shafar 1417 H.
    Hasan AlBana seorang Sufi….?

    Wahai Ustad apakah antum membantah perkataan syaikh kalian sendiri….?

    Dan saya bukanlah pemuja surat emas apalagi menginginkan permusuhan diantara kalian,
    Saya hanya menampakan hujjah… Bukti dari kalian sendiri…Wahai orang yg berilmu kenapa kalian berbalik kebelakang setelah ada bukti dan keterangan yg jelas…..

    Semoga Allah slalu bersama kita

    Wassalam

    Dan segala puji hanya bagi-Nya semata bahwasannya fatwa Syaikh Aj-Jibrin hafizahullah ini telah dibantah dengan bantahan yang penuh BURHAN oleh Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Az-Zufairi Hafizahullah dalam kitabnya MULAHAZAT WA TANBIHAT ‘ALA FATWA FADHILAH ASY-SYAIKH ‘ABDULLAH ‘ABDURRAHMAN AJ-JIBRIN.Kitab ini diberi kata pengantar oleh:Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri Hafizahullah, barokallah fiikum.

    Antum tidak mengetahui bahwa Hasan Al-Banna seorang Shufi? Memang benar, jika mata hati telah buta kepada sesuatu maka ia tidak akan dapat memandang baik dan buruk.

  5. Al Bana berkata:

    Assalamu’alaikum,

    Ustadz Kenapa bukan Syaikh Jibrin sendiri yng menganulir Fatwa tersebut, apakah syaikh jibrin salah dlm membuat Fatwa….?

    Apakah ketika Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Az-Zufairi membuat bantahan tsb syaikh Jibril membenarkannya…..?

    (Teringat tentang Surat Emas Syaikh Bkr kemudian ada bantahannya dari Syaikh yg lain )

    Hasan Al Bana seorang Sufi, lihatlah realita ustadz…. para ahli Sufi sendiri mengingkarinya dan Para modernis memusuhi dan mengatakan AlBana mengikuti Salaf
    Wahai Ustadz lihatlah bagaimana kelompok yg satu mengingkari sedang kelompok yg lain membenarkan…. itulah kami sebagai kelompok pertengahan seperti digambarkan dlm Al Qur’an sebagai “Ummatan Wasshatan”

    Tentang Sufi cukuplah Seorang Hasan Al Basri mengatakan ” Kami bercucran keringat darah dan berdebu karena Jihad fissabilillah sedangkan kalian (sufi) bercucuran air mata didlm masjid…siapakh yg lebih mulia….)

    Bacalah secara objektif dlm maj’rasailnya Hasan Al Bana.

    Wassalam

    Wa ‘alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

    Dalam kitab (قلفلة الإخوان المسلمين, ص 1/48) diterangkan sbb (perhatikan tulisan yang di Bold):
    و بدأ الأستاذ المرشد محاضرته بحمد لله تعالى والثناء عليه الصلاة و السلام على رسول الله الكريم ثم دخل في موضوع الذكري, فقال: نحيي ذكري مولد الرسول الله صلى الله عليه و سلم ومن حق الناس جميعا مسلمين وغير مسلمين أن يحتفلوا في هذه الذكري المباركة فرسولنا عليه الصلاة و سلام لم يأت للمسلمين فقط وإنما بعث رحمة للعالمين الإنس و الجن……).
    Kemudian cobalah Anda perhatikan perkataan ‘Umar Tilmisani dalam majalah Ad-Da’wah, hal: 4-5 edisi: 13 Rajab 1398 sebagai berikut:
    إن الاحتفال بهذه المناسبة يدل مظهره على التعظيم لشأن هذه المعجزة الباهرة
    Maka kami katakan:”Datangkanlah kepada kami sesuatu (penjelasan) dengan ilmu jika kalian memang orang-orang yang benar”

  6. mahmud allagony berkata:

    siapa yang berteman dengan tukang minyak wangi dia kebagian harumnya
    siapa yang berteman dengan pandai besi dia kebagian panas nya
    siapa yang mengambil ILMU DARI ORANG BODOH JADILAH DIA BODOH
    SIAPA YANG MENGAMBILNYA DARI SEORANG MUBTADI JADILAH DIA SEOARANG
    AHLUL HAWA ,
    SIAPA YANG MENGAMBIL, BERSAHABAT MENCINTAI ,BRMAJLIS DENGAN ULAMA AHLUSSUNNAH JADILAH DIA SEORANG AHLUSSAH YANG MENCINTAI SUNAH
    DENGAN PENUH KECINTAAAN DAN MEMCINTAI PARA AHLINYA MEMBELA NYA
    MEMBANTAH PENGEKOR HAWA NAFSU DENGANNYA HINGGA DIA MATI TETAP DIATASNYA BEGITUJUGA SEBALIKNYA KAIDAH INI BERLAKU
    SIAPA……. ? MAKA AKAN JADI SEORANG AHLUL HAWA DAN SETERUSNYA
    KITA BERLINDUNG DARI SIFAT DARI MENGIKUTI HAWA

  7. Rijal berkata:

    Assalamu’alaikum.
    @al-Banna, justru anda yg disibukkan dgn membantah nasehat2 yg datang kpd umat Islam agar berhati2 thd penyimpangannya IM.

    Wa ‘alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

  8. rijaluna berkata:

    Assalamu’alaikum.
    Ttg Al-Bana
    Nama yg sama dgn yg prnah kasi komen k salah satu blog yg masih muda umurnya yakni http://pakisbintaro.wordpress.com/2008/03/11/muawwiyah-bi-abu-sofyan-20-sh-60-h/#more-27. Apakah orgnya jg sama. Wallahu a’lam. Waktu itu dy nanya2 ttg shahabat Abu Sufyan & shahabiyah Hindun begini bunyinya: “abu sufyan bin Harb….bukankah beliau tokoh penghalang da’wah Rasulullah dan Apakah Hindun ibunya yg memakan jantung paman Rosulullah Hamzah…….” Scr tersirat dy ga tau banyak ttg shirah shahabat/iyah. Padahal masuk Islamnya para tokoh penentang dakwah ketika itu (termasuk Abu Sufyan cs) berkaitan bgt dgn salah satu fase penting sejarah dakwah Rasulullah yakni Fathul Makkah. Tp anehnya masalah pergerakan Islam dy keliatannya “fasih”. D komennya yg kedua tersirat bgt pemikiran IMnya dy. Ga tau d ap dy bs dites siapa aj Mursyid ‘Am IM dr pertama smpe skrg. Klo ternyata lebih bs y berarti dy benar2 harokiyin sejati (lebih hafal sejarah pergerakan dibandingkan sejarah shahabat Rasul.
    Saran ana bwt Akh Al Bana, koreksi dulu pemahaman ke-Islaman anda. Hasan Al-Bana, Sayyid Quthb, Umar Tilmisani, Musthafa As-Sibai, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Abul A’la Al-Maududi, Abdullah Azzam, Fathi Yakan, Muhammad Al-Ghazali, Hasan Al-Hudaibi, Musthafa Masyhur, Said Hawwa, Dr. Abdul Qadir Audah, …(lho saya koq hafal jg y sama tokoh2 IM? yah maklum aj dulu saya jg gandrung bgt sm IM loh) dll hanya manusia biasa yg bs saja salah dn bs sj benar. Adapun bantahan dr para ulama d sini adl sbg koreksi ats kesalahan2 mrk. Begitu jg dgn para ulama yg bs sj salah dlm suatu masalah dn bs sj benar. Mw pilih yg mana? Please renungkan hujjah2 yg ad, resapi, & biarkan kata hati anda menjawabnya.

    Wa ‘alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

  9. Assalamu’alaikum,

    Allah SWT yang Maha Menciptakan manusia dan seluruh alam semesta, yang memelihara dan memberikan rizki, tidak sesuatu pun yang berhak disembah dan dimintai pertolongan kecuali hanya kepada Allah SWT.

    Tidak patutlah manusia sebagai seorang hamba yang lemah melebihi kekuasaan Allah SWT. Tidak ada yang mengetahui segala sesuatupun kecuali hanya Allah SWT.

    Ya Allah, wujudkanlah kecintaan pada diri kami terhadap ketaatan pada Mu, thd perintah2 Mu dan sunnah Rasulullah SAW.

    Satukanlah ummat Islam dalam kebaikan. Amiin.

    Wa ‘alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

Tinggalkan komentar